“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Ahzab:59)
Hijab adalah identitas seorang muslimah. Hijab merupakan pembeda antara wanita muslim dengan yang kafir. Namun pada kondisi saat ini ternyata ada banyak hal yang perlu menjadi PR bagi kita bersama sebagai muslim. Tidak bisa dipungkiri, seiring dengan berkembangnya peradaban dan pola pikir manusia, hakikat hijab ternyata juga ikut mengalami pergeseran-pergeseran, entah ke arah positif maupun negatif. Pada dasarnya, hukum berjilbab bagi seorang wanita muslim adalah wajib seperti layaknya wajibnya sholat lima waktu bagi muslim yang sudah baligh.
Demi menjalankan perintah agama dan menjalankan kewajiban sebagai
seorang muslimah, saya memutuskan untuk menutup aurat dengan Berhijab. Bagi
perempuan yang hidup di era modern seperti ini, berhijab mungkin adalah
keputusan besar dalam hidupnya. It’s a life changing decision! Dari hijrah
ku ini, aku menemukan makna hijab bagi seorang muslimah. Sedari kecil sampai
SMP saya bersekolah tanpa hijab, seragam lengan pendek dan rok dibawah lutut.
Ya, pengetahuan tentang hijab yang saya miliki saat itu sangat minim ditambah
lingkungan yang kurang mendukug membuat saya enjoy dengan penampilan saya,
padahal dosa saya menumpuk, Astaghfirullah..
Saya melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri, kagum dengan
lingkungan baru, agamis, mushola selalu ramai dan teman-teman yang pandai
mengaji. Walaupun saya sekolah di Madrasah namun saya belum istiqomah
menggunakan hijab. Beberapa kakak kelas diam-diam pernah tidak sengaja melihat
saya tidak berhijab. Beberapa gurupun demikian namun apa daya saya masih belum
menjemput hidayah Allah, hingga pada akhirnya saya malu dilihat tidak berhijab
karena manusia bukan karena Allah yang melihat.
Nampaknya saat itu hati saya masih keras karena rasa diawasi oleh
Allah hampir tidak menjadi PR untuk saya. Tahu bahwa menutup aurat adalah wajib
bagi setiap muslimah, tapi sekedar tahu.. setelah itu, yaa.. sudah melenggang
begitu saja. Tiba-tiba sahabah dekat menegur saya. "Mau menunggu apalagi
untuk berhiijab? menunggu menikah? menunggu mempunyai anak? menunggu
beruban?". Perkataan itu sangat menusuk kalbu dan mampu menyadarkan aku.
Aku hanya menjawabnya, "Iya say insyaallah pelan-pelan." aku menghela
nafas panjang. Sejak itulah aku bangkit, berkomitmen. Bismillah ingin berubah
menjadi lebih baik. Tidak peduli apa kata orang tentang aku sebelumnya. Bukankah
jika kita berjalan menuju kearahnya, maka Allah berlari menuju ke arah kita?
Hingga pada akhirnya kini saya tidak bergeming bahwa hati sudah
mantap memutuskan untuk berhijab. Awalnya mungkin sulit untuk saya memakai
hijab sehari-hari, kadang masih berfikir ribet, lama, enggak modis, ketinggalan
zaman dan gitu-gitu aja. Namun saya sadari memutuskan untuk menutup diri sesuai
ajaran agama (berhijab) saya dapat terlindungi serta
terjaga dan terhindar dari mata yang jelalatan. Lawan jenis pun tidak akan
berani jika ingin mendekati kita, yaa walaupun hanya sekedar untuk kenalan. Toh
ketakutan akan dikucilkan dari pergaulan dan diabaikan oleh lawan jenis
ternyata tidak terbukti nyata. Walau terus berjalan dan saya pun mulai terbiasa
menggunakan hijab dikeseharian saya dan setelah saya lulus dari Madrasah
Aliyah. Alhamdulillah Allah mengizinkan saya kuliah di Universitas Islam Negeri
di Jakarta, disana saya mengikuti beberapa organisasi yang salah satunya adalah
Organisasi yang berfokus pada perkembangan dunia fashion hijab. Bergaul dengan wanita-wanita sholihah
yang mengerti tentang fashion hijab membuat saya semakin memantapkan hati dan
percaya diri untuk berhijab. Dulu yang saya fikir bila saya menggunakan hijab
saya akan terlihat kuno, norak dan kolot, disini saya menemukan jawaban yang
berbeda. Dengan ilmu-ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan,
ternyata dengan memakai hijab, saya masih bisa terlihat cantik, stylish namun
tetap agamis.
Betapa banyak wanita yang berlomba-lomba
mempercantik dirinya dan begitu mati-matian menghindari dari efek buruk sinar
matahari dan berbagai polusi. Bagi seorang muslimah yang berhijab, secara tidak
langsung akan terhindar dari ketakutan-ketakutan tersebut jika memang harus
berada ditempat terbuka yang langsung terkena sinar matahari dan polusi
lainnya.
Jilbab akan melindungi kulit, tubuh dan rambut mereka dari sinar
matahari dan polusi-polusi lainnya. Dengan begitu, kulitpun akan tetap putih
bersih, tidak takut menjadi hitam dan rambut pun tetap aman karena tertutup
hijab. Kini saya sadari Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang
selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi
Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang wanita dalam
melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya.
Jilbab yang menjadi salah satu syariat Islam
adalah sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama
jika kita hendak melakukan aktivitas di luar rumah. Maka dengan perginya kita
untuk bekerja diluar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya
dapat kita hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, kita malah menggadaikan
kehormatan dan harga diri demi setumpuk materi.
So, Hijab tidak akan mengganggu aktivitas
kita, apapun itu. Justru hijab membantu kita untuk menjaga prilaku kita, ini
bukan siap atau tidak siapnya berhijab. Tapi tentang perintah yang wajib untuk
setiap wanita muslimah.
Sekian cerita dari saya, semoga menginspirasi :)
0 komentar